Kepada jarak kutitipkan cintaku dan kepada jarak pula kusampaikan maaf ku.

Pertengkaran semalam menyisakan tangis dan luka di hati. Seharusnya waktu yang sesingkat itu kita gunakan dengan baik tapi malah kita habiskan dengan pertengkaran. Maafkan aku jika aku masih kurang mengerti kamu, masih kurang mengerti kesibukanmu di sana. Pekerjaanmu telah mengalihkan waktumu untukku. Padahal sejak awal aku telah menyadarinya, inilah sebuah konsekuensi dari hubungan jarak jauh kita tapi maafkan aku yang terkadang kelepasan akibat menahan rindu akan perhatianmu. Aku telah terjajah oleh rinduku yang membelenggu tapi kamunya seakan cuek, sibuk sendiri sama pekerjaanmu. Adakah kau juga merasakan hal yang sama ?

Aku yang di sini menahan rasa rindu dan marah-marah karena merasa dicuekin oleh kamu. Aku mendadak menjadi manusia yang menyebalkan, tak pandai menjaga emosi hingga amarah yang seharusnya diredam menjadi pemicu pertengkaran kita. Rasa rinduku sudah terlalu menggunung, rasa sayangku terasa sangat hingga membuatku marah-marah gak jelas. Kita yang sama-sama keras kepala sama-sama tak ingin mengalah. Semakin hari aku semakin menyanyangimu, tak jemu menunggu kabar darimu. Salahkah prasangka yang sering kali hadir di pikiranku, membawa prasangka buruk tentangmu. Aku gak mau penantianku ini sia-sia, pengorbananku terabaikan dan aku gak mau kehilangan kata “kita”. 

Ah, lagi-lagi kebodohan ini terulang lagi. Maafkan aku yang tak dewasa menyikapi rindu ini. Emosiku terlalu besar hingga mengalahkan rasa rinduku. Mungkin juga aku belum dewasa, tak pandai mengendalikan hati. Tak seharusnya emosi kubiarkan meledak-ledak hingga membuat kau terluka. Maafkan aku, aku tidak sungguh-sungguh memarahimu. Kini kamu mendiamkanku, ya aku maklum semua karena salahku tapi sampai kapan kamu begitu ? kau tau diammu semakin menyiksakku. Aku yang tengah menahan rindu sekaligus juga menghadapai kenyataan yang sedang didiamkan oleh kamu. Tega kamu  ya sama perempuan yang kamu sayangi, sama perempuan yang udah nungguin kamu, sama aku yang telah mengabaikan berbagai godaan akan hadirnya sosok baru. Sekuat hati ku pertahankan kamu di hatiku 😦

Jadi sampai kapan kamu diamkan aku begini, aku tahu bahwa aku salah tapi pantaskah aku terus menerus merasakan rasa bersalah ini sedangkan kamu cuma diam saja di sana. Inikah balasan atas pertengkaran kita semalam ? Jika kamu sudah tenang, hubungi aku. Aku gak ingin kejadian ini terus berlarut yang akan memperburuk hubungan kita.

 

Â