Seorang bocah perempuan duduk murung sendiri. Pikirannya menyimpan sebuah trauma. Dia sudah tak mau lagi menyentuh komputer bahkan hanya untuk memainkan sebuah game pun dia tak mau lagi. Matanya berkaca-kaca setiap kali mengingat foto itu. Foto yang dia temukan dari sebuah halaman facebook. Sebuah foto yang menunjukkan kemesraan antara papanya dengan seorang perempuan. Tentu saja dia kenal sekali dengan perempuan yang ada di foto itu. Dia bukanlah mamanya tapi seseorang yang biasa dia panggil dengan sebutan “tante”.
Perempuan berjilbab itu memang baik kepadanya tapi dia tidak mengerti jika kebaikan perempuan itu tidak sama dengan apa yang dia kira selama ini.ย Sebelumnya dia pikir papanya dan tante hanya teman biasa dan kebaikan dia kepadanya dikira murni bentuk sebuah kebaikan. Bagaimana pun sok perhatiannya si Tante kepadanya, dia tidak bisa menerima kemesraan mereka. Tentu dia marah dan bertanya-tanya, kenapa papanya bermesraan dengan perempuan itu tapi tidak dengan mama kandungnya sendiri.
Mamanya telah mencoba memberikan pengertian kepadanya bahwa sejak dia lahir kedua orang tuanya berpisah dan sejak saat itu papanya bebas memilih perempuan mana saja yang dia suka. Mereka sudah tidak tinggal serumah lagi dan mamanya resmi menyandang single parent. Malangnya bocah cilik iniย tak pernah merasakan kasih sayang seorang papa.
Bocah ini tak mengerti apa-apa, umurnya masih kecil bahkan belum sampai 9 tahun. Dia tak tahu persoalan orang dewasa apalagi kisruh rumah tangga kedua orang tuanya bahkan tentang kemesraan papanya dengan si tante. Dia sangat merindukan kasih sayang papanya dan meminta semoga papanya sadar dan terbuka hatinya tuk menjenguknya di kampung.
*****
Anak manis, ya sabar ya sayang…. kamu tidaklah sendirian. Ada banyak orang yang menyanyangi kamu di sekelilingmu. Kelak ketika kamu dewasa nanti kamu akan mengerti persoalan ini. Ambillah kebaikannya dan buang jauh keburukannya.
***
Kita sebagai orang dewasa kerap kali bertindak hanya memikirkan nafsu dan ego sendiri tanpa memikirkan dampak psikologis anak-anak. Memasang foto mesra di facebook tanpa berpikir foto itu juga akan dilihat oleh anak. Melupakan hak anak dan lebih memikirkan kesenangan bersama kekasih baru.
12 Februari 2011 at 16:02
Orang dewasa memang egois…mungkin termasuk anda dan saya…..
12 Februari 2011 at 18:20
Seharusnya sebagai orang yang dewasa apalagi yg sudah berkeluarga dan memiliki anak, harus berpikir dua kali dalam bertindak, karena kita tidak tahu dampaknya bagi anak itu kelak. Ya namanya org lg kasmaran sekalian jg pamer sama mantan istri…tp harusnya jangan memikirkan diri sendiri saja dong.
12 Februari 2011 at 18:35
Miris sekali membaca cerita di atas..
ego orang tua yg seperti inilah yang berdampak pada psikologis anak..
bisa jadi si anak malu setelah melihat foto itu
apalagi di jejaring sosial macam facebook
ada banyak ruang dan celah bagi teman-teman si anak ini melihat juga
kasihannn, dia pasti akan minder sama temen-temennya yang masih puny orang tua lengkap..
12 Februari 2011 at 18:37
salah satu dampak negatif teknologi ya…
semoga saja anak-anak spt si kecil ini mendapat kekuatan – jika bukan dari keluarga & lingkungannya – dari Sang Pencipta.
12 Februari 2011 at 20:00
berat juga membacanya…yang sabar ya nak, sampaikan sama ibumu juga…byk doa serta solat malam…nasruminalloh.
12 Februari 2011 at 20:34
salah satu dampak teknologi yang kadang luput dari kita sebagai orang dewasa yah mbak yuli.
ihiks.
12 Februari 2011 at 21:10
Cinta emang bisa membuat dunia jadi milik berdua, termasuk melupakan perasaan anak sendiri.
12 Februari 2011 at 21:52
Duh, terhanyut baca ini. Pinter bikin cerpen gitu? Kok barusan saya baca di sini ngakunya masih bermimpi bisa bikin cerpen yg bagus? Ini sudah essip..!
12 Februari 2011 at 23:42
benar sekali, kadang aku juga tidak mengerti dengan pengguna FB (aku juga salah satunya). Mungkin gak nyadar kalau kita sudah di peralat oleh FB, karena dengan memasukan foto kita disana, otomatis foto itu sudah menjadi hak nya FB, Kita tidak bisa menggugat FB meskipun foto itu di berikan ke pihak ketiga oleh FB karena hal itu sudah tercantum di FAQ. Kadang kita seperti euforia dengan kesenangan baru (tekhnologi) tapi gak nyadar bahwa kita masuk jebakan nya ๐ฅ
Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan
13 Februari 2011 at 00:30
banyak orangtua yang berselisih, namun memilih jalan untuk tetap bersama demi menjaga perasaan sang anak. Tapi tidak sedikit juga yang dengan mudahnya memilih betrpisah tanpa mempedulikan beban yang akan dipikul oleh anak2nya
13 Februari 2011 at 00:38
kita sering memenjarakan anak dengan hal yang kurang patut baginya hingga luka-luka seperti foto, video atau cerita komen sering dianggap sesuatu angin lalu.
13 Februari 2011 at 07:20
Huhu, benar sekali.. Terkadang kita itu egois, dan tidak mau memikirkan anak..
13 Februari 2011 at 07:54
semoga sang ayah segera tersadar untuk lebih memperhatikan anaknya…buat sang anak semoga Allah memberikan kekuatan dan menjadikannya anak yang sholeh…
13 Februari 2011 at 12:10
bicara soal FB, maka bica soal kebebasan khas Amerika. Kebebasan yang berlebihan, yang kadang melampaui privasi. Kmaren baru baca Si Mark aja merasa keganggu privasinya di fb diusik … (padahal kan fb mesin buatannya sendiri, setandarnya dia buat sendiri, eh kok juga masih bisa komentar begitu), semproel!!!
13 Februari 2011 at 15:39
orang dewasa sangat2 egois dan tag pernah memperhatikan anak2’a,,,,
13 Februari 2011 at 16:03
Anak yang jadi korban kalau kedua orang tua sudah tidak sepaham lagi. Perlu pengertian lebih dari orang tua agar anak tidak terbawa2 dalam persoalan mereka masing2
13 Februari 2011 at 17:13
terkadang logika orang dewasa mematikan nurani mereka sendiri..
13 Februari 2011 at 19:17
kadangan anak kecil juga bisa membingungkan orang dewasa, kadangan ada yang menanyakan hal2 yang bisa di jawab tapi menyulitkan untuk membuatnya mengerti. ๐
13 Februari 2011 at 20:07
Sungguh tuh Bapak tidak berperasaan ya. Tapi, semoga lambat laun anak manis itu bisa mengerti apa yang terjadi sebenarnya dan bisa menerima keadaan…
Salam sayang dari BURUNG HANTU… Cuit… Cuit… Cuit…
13 Februari 2011 at 20:46
๐ฆ
14 Februari 2011 at 01:12
iya… pada akhirnya selalu anak2 yang jadi korban… ๐ฆ
14 Februari 2011 at 12:02
foto bisa punya byk mkna ya
14 Februari 2011 at 14:00
ya, karena anak-anak bukan sekadar miniatur orang dewasa, namun mereka punya nilai rasa dan kejujuran hati nurani.
SALAM hangat dari Kendari. ๐
14 Februari 2011 at 15:20
mungkin saja, si Tante terlalu kelewat baik, sehingga si anak merasa kebaikan si Tante terlalu berlebihan, yang dibutuhkan anak itu adalah kasih saya murni semurni yang diberikan oleh mamanya
14 Februari 2011 at 15:30
kalo orangtuanya berpisah dari dia masih bayi,, berarti penyampaian orangtuanya yang tidak mengena di anak usia 9th..
14 Februari 2011 at 16:02
saya rasa diperlukan sikaap yg dewasa bagi org tua dalam menyikapi tingkah laku maupun perkembangan anak..jgn sampai malah kita membuat hati anak terluka
14 Februari 2011 at 18:06
Benar-benar bisa langsung merusak perkembangan anak ya mbak? harus di beri pengertian lebih dari sang ayah, agar trauma tidak terlalu mendalam..
14 Februari 2011 at 19:16
blye trekadang suka egois lho,kawan.ehheheh
salam hangat dari blue
14 Februari 2011 at 20:39
kita memang sudah seharusnya introspeksi diri.. mana bisa kita mendidik anak menjadi yg terbaik jika panutannya mengajarkan sebaliknya ๐ฆ
14 Februari 2011 at 21:25
aku sendiri masih bingung untuk memposisikan diri sebagai anak atau orang tua. kalau sebagai anak mungkin aku akan marah.
namun sebagai orang tua mungkin aku harus banyak empati lagi, apalagi kepentingan anak sendiri ๐
14 Februari 2011 at 21:35
harus saling memahami,.. itu pelajaran yang saya tangkap… ^_^
15 Februari 2011 at 06:13
koreksi diri sangat penting, terlebih untuk melihat kembali sudah sejauh mana kita memperhatikan si kecil ….
[yah walaupun saya belum punya si kecil, hehe]
15 Februari 2011 at 10:43
Salam persohiblogan
Maaf baru posting dan blogwalking lagi nih
Perceraian
Juga menyangkut mereka
Buah hati yang terlahir dari pernikahan awalnya
Sedih aku
15 Februari 2011 at 11:06
Yah, begitulah…. Ketika menemui sebuah kesenangan, terkadang kita lupa kalau mungkin ekspresi kita terhadap kesenangan itu bisa menyinggung perasaan orang lain, termasuk dalam kasus ini..
Salam ๐
15 Februari 2011 at 11:44
semua perbuatan dari kedua orang tuanya
anak yang akan menanggung resikonya.
kasihan sekali anak perempuan tersebut.
15 Februari 2011 at 11:52
akan belajar menjadi orang dewasa yg dewasa..
๐
salam kenal
15 Februari 2011 at 13:54
Makasih ya ceritanya…
maaf mas, ini bukan cerita tapi kisah nyata seorang teman ๐ฎ
16 Februari 2011 at 12:14
๐ para pembaca jadi terhanyut neh.. indah juga…
๐ฅ
huhuhu
17 Februari 2011 at 10:06
Sedih hiks hiks
Gimana orang tua yang bercerai cuma gara-gara ego pribadi, tanpa memikirkan perasaan anak.
Betapa hebatnya orang-orang yang sanggup bertahan, mungkin dalam sebuah RT tak selalu ada lagi cinta, tapi demi anak rela mengalah. Bahkan ada yang telah ditinggal pergi pasangannya selamanya tapi rela tidak menikah lagi demi anak.
17 Februari 2011 at 19:10
Anak adalah kertas kosong.. jika kita menggambar atau menuliskan hal baik pada kertas itu, maka akan terjadi hal baik pula. bila terlanjur salah menulis akan sulit nenghapusnya. selalu lah minta bimbingan Allah untuk memberikan yang terbaik.
20 Februari 2011 at 04:05
Been there, done that Mba Yul..
Rasanya pengen saya maki2 perempuan itu! udah pernah sih, hahahha saya satronin kerumahnya, marah2 sampe puas, sampe tetangganya pada keluar, hahaha drama banget!
sempat jadi anak super nakal karena kondisi rumah yang ga bagus, alhamdulillah ibu aku hebat, nasihat2nya ga pernah berhenti untuk aku.. beliau yang bikin aku sadar dan berhenti bertindak nakal.. ๐
23 Februari 2011 at 07:26
waduh kasian banget deeh dasar laki2 gebleg ๐ tapi anaknya rentan juga kalao masi kecil udah kenal internet tanpa bimbingan ortu ^^