Saya akan selalu ingat satu hari yang membuat hidupku semakin berwarna, teman yang beragam dan kehidupan yang belum pernah saya cicipi sebelumnya. Sebuah kisah setahun yang lalu.

Kenekatanku membuat mataku semakin terbuka. Saya menemui berbagai macam pengalaman baru yang tak pernah saya dapatkan di kampung halaman. Ada sisi kehidupan lain yang saya peroleh dari orang-orang yang baru saya kenal. Ada pelajaran baru yang bisa saya petik dari kehidupan mereka. Ada hikmah yang bisa saya ambil dari semua yang saya alami. Ada sebuah kehidupan lain yang membuatku mengerti bahwa dunia tak selebar daun kelor.

Semakin saya menyadari bahwa saya tak sendiri di dunia ini. Ada masalah yang lebih berat daripada permasalahanku. Ada banyak orang yang jauh lebih tidak beruntung daripada saya. Ada kesusahan yang lebih dibanding kesusahanku. Sungguh ternyata saya jauh lebih beruntung dibandingkan mereka. Terlahir dari keluarga yang jauh lebih baik dari mereka. Memiliki kehidupan yang jauh lebih layak daripada mereka serta memiliki pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan mereka. Saya jauh lebih baik dari mereka.

Setiap orang mempunyai masalahnya masing-masing ada yang mengalami perselingkuhan, pengkhianatan, kemiskinan, kebodohan dan perjuangan hidup. Saya melihat semuanya di depan mata saya sendiri 😮 Berbagai macam manusia dengan beragam karakter. Ada yang baik sekali tapi ternyata ada niat busuk dibalik kebaikannya bahkan ada yang terang-terangan mencaci maki.

Hinaan, fitnah bahkan cacian terpanas pun telah mengajarkan saya untuk tidak membalasnya dengan cacian juga. Mengajarkan telinga saya untuk berlapang dada mendengar cacian itu. Hanya sabar yang bisa saya lakukan. Berdoa kepada Nya agar Dia melindungi saya dari orang-orang yang berniat buruk kepada saya. Saya ingat bahwa saya sedang berada di kampung orang maka sudah semestinya saya tak melawan mereka meski hati saya kadang juga ikutan panas dan ingin berontak membalas kebiadaban mereka 😥 Lagi-lagi saya berpikir tidak sepantasnya kejahatan saya balas dengan kejahatan cukuplah Allah yang membalasnya.

Hidup jauh di kampung halaman itu tidak seperti yang saya kira sebelumnya. Jika saya tidak kuat iman dan memegang teguh pendirian maka dengan mudah saya akan larut dalam dunia hitam. Kehidupan yang jauh dari asma Allah. Kehidupan liar. Semua menginginkan kebebasan tapi apakah kebebasan itu sampai melupakan norma agama dan norma kesusilaan? Seolah-olah mereka hanya mementingkan kehidupan dunia yang tak pernah ada kata puasnya.

Bersyukur saya masih memiliki iman yang kuat dan selalu ingat pesan dari orang tua agar saya pegang teguh nasehatnya “jaga diri baik-baik”. Saya tidak ingin mengecewakan orang-orang yang saya sayangi dan membuktikan bahwa saya bisa menjaga amanah mereka. Ketika saya pulang mereka akan menemukan tidak ada yang berubah dari diri saya. Saya masih seorang perempuan yang mereka kenal sebelumnya. Saya tidak akan mengubah kebiasaan saya, bahasa saya dan juga kepribadian saya. Saya masihlah saya yang dulu 😉

Dimana kaki berpijak asalkan kita punya pendirian dan berpegang teguh pada agama, insya Allah Dia akan menjaga kita. Sekuat apapun godaan itu asalkan kita masih memegang prinsip, kita tidak akan terpengaruh oleh bujuk rayu setan yang berwujud manusia. Jangan mudah terpengaruh oleh bisikan lingkungan yang mencoba untuk menjerumus kita ke dalam lembah hitam. Setiap manusia memiliki tanggung jawab pada dirinya dan kelak tanggung jawab itu akan ia pertanggung jawabkan di hadapan Nya. Jika bukan diri sendiri yang menjaga diri, siapa lagi.

*****

Kini telah 6 bulan saya pulang ke kampung halaman, meninggalkan kehidupan di kota besar dan berpisah dari teman-teman baru saya. Meski kadang rasa rindu itu datang. Saya rindu semur ati yang biasa dibeli di warteg, saya rindu jajanan cimol dengan berbagai macam isinya (di Jambi ngak ada yang jual makanan ini), saya rindu nasi kucing yang membuat saya ketagihan makan hingga 2 bungkus :mrgreen: saya rindu menelusuri jalanan di kota itu dan saya rindu kebersamaan seperti dulu.

Kelak suatu hari nanti saya akan singgah kembali ke kota itu dan mengenang kenekatan saya. Sebuah kota dengan segala lika liku kehidupannya.